Pernah gak, karena salah hitung, setoran PPN Masa ke Kantor Pajak kelebihan (lebih banyak dari yang seharusnya)? Gw pernah! Solusinya? Lanjutin bacanya ya..
Latar Belakang..
Bulan Februari 2018 ini, gw harus setor PPN Masa ke kantor Pajak dari hasil transaksi penjualan. Semestinya, sebelum melakukan pembayaran, hitung semua komponen pajak dengan teliti.
Pertama, berapa PPN Keluaran (PPN yang kita pungut dari Customer karena membeli produk kita)? Kedua, berapa PPN Masukan (PPN yang kita bayarkan ke pemasok saat kita Belanja bahan material). Kemudian, lakukan pengurangan (PPN Keluaran – PPN Masukan). Dan, itulah PPN Masa yang harus disetor.
Nah, disinilah letak kesalahan gw. Kurang teliti!
Gw lupa masih ada PPN Masukan yang belum dijadikan pengurang! Alhasil, gw setor PPN Masa dengan jumlah yang lebih besar dari yang seharusnya!
**Sering ketukar antara istilah PPN Keluaran dan PPN Masukan. Karena seolah jadi terbalik. Kita menerima uang pungutan PPN tapi namanya malah Keluaran. Giliran kita membayar PPN, eh malah dibilang Masukan. Kalo masih sering lupa antara dua istilah ini, berarti selama ini, masih berfikir bahwa uang pungutan PPN adalah bagian dari Pendapatan tuh hehehe.. Inget nih, hasil pungutan PPN itu cuma titipan. Itu duitnya Negara yang dititipin lewat kita, makanya harus dikeluarkan, dan disebutlah PPN Keluaran.
Panik!
Nilainya emang gak besar, tapi ayolah.. Gak mungkin kan kita ikhlaskan begitu aja uang hasil jerih payah dan cucuran keringat kita kan? Halah! Tapi poinnya, kalo memang bisa kita ambil lagi, kenapa gak dicoba? Tapi..
Sudah jadi rahasia umum, memasukkan uang ke Kantor Pajak itu gampang, tapi mengambil kembalian itu.. Sesuatu banget lah pokoknya hahaha..
Langkah Pertama..
Yang pertama selalu gw lakuin adalah googling! Barangkali ada orang lain yang bernasib sama dan berbaik hati berbagi pengalaman. Sayangnya, hampir gak ada.. Kalaupun ada, masih membingungkan.
Langkah Kedua..
Tanya ke kantor ke Pajak! Dulu pernah pake Chat Online untuk bertanya, tapi sayangnya menghilang ketika dibutuhkan. Bisa juga lewat Kring Pajak 1500200 tapi sekali lagi sayangnya, sibuuuuk terus. Solusi terakhir, lewat email informasi@pajak.go.id
Butuh waktu 2 hari hingga akhirnya dapat jawaban. Dan sebenarnya, jawaban cukup lengkap bahkan sampe dasar hukumnya haa.. Tapi sayang, kurang teknis. Sehingga masih bingung saat input di e-Faktur.
Solusi!
Berbekal informasi dari email jawaban, maka ini lah yang gw lakuin:
1. Laporkan PPN Masa normal.
Anggap saja, PPN Keluaran gw di tahun 2018 bulan 2 adalah 14.000.000,- dan PPN Masukan 1.000.000,-. Gw lupa menghitung PPN Masukan, sehingga gw pun setor PPN Masa 2-2018 sebesar 14.000.000,-
Maka, menggunakan e-Faktur, laporan PPN Masa 2-2018 Normal pada bagian; II PENGHITUNGAN PPN KURANG BAYAR/LEBIH BAYAR, adalah sebagai berikut:
A. Pajak Keluaran yang harus dipungut sendiri : 14.000.000,-
B. PPN disetor dimuka dalam Masa Pajak yang sama : 0,-
C. Pajak Masukan yang dapat diperhitungkan : 1.000.000,-
D. PPN Kurang atau (lebih) bayar : 13.000.000,-
dan …
G. PPN Kurang bayar dilunasi tanggal : 30/03/2018 NTPN: C48XXXXXXXXXXX.
**Harusnya, gw setor 13.000.000,- seperti tertulis di laporan PPN Masa Normal di atas tapi gw malah setor 14.000.000,-. Tapi namanya juga manusia penuh dengan kesalahan hiks..
Mungkin ada yang bertanya-tanya, kenapa tidak tulis aja di bagian huruf B. PPN disetor dimuka dalam masa pajak yang sama sebesar 1.000.000,-
Percayalah, gw udah coba lakuin tapi nanti, kita gak bisa contreng di huruf H. PPN Lebih bayar pada _ diminta untuk _ 3.1 Dikompensasikan ke Masa Pajak berikutnya.
Jadi, mau gak mau, kita harus melakukan 2 langkah ini.
Kalo sudah selesai, buat file CSV-nya kemudian laporkan dengan e-filling. Atau bisa kirim ke KPP kalo belum punya e-filling. Tapi.. Hari gini belum punya e-filling? Helooo? Hahaha becanda..
2. Buat Laporan PPN Masa Perbaikan.
Kalo sudah dikirimkan baik pake e-filling maupun ke KPP, baru deh dilakukan langkah kedua yaitu bikin Laporan PPN Masa Perbaikan!
Menggunakan e-faktur, langkahnya mirip tapi bedanya, kalo sebelumnya angka perbaikan “0” kali ini isi dengan angka “1”. Hasilnya akan ada 2 laporan PPN Masa Februari 2018.
Selanjutnya, di Laporan PPN Masa 2-2018 Perbaikan 1, pada bagian; II PENGHITUNGAN PPN KURANG BAYAR/LEBIH BAYAR, diisi dengan:
A. Pajak Keluaran yang harus dipungut sendiri : 14.000.000,-
B. PPN disetor dimuka dalam Masa Pajak yang sama : 1.000.000,-
C. Pajak Masukan yang dapat diperhitungkan : 1.000.000,-
D. PPN Kurang atau (lebih) bayar : 12.000.000,-
E. PPN Kurang atau (lebih) bayar pada SPT yang dibetulkan: 13.000.000,-
F. PPN Kurang atau (lebih) bayar karena pembetulan: -1.000.000,-
G. PPN Kurang bayar dilunasi tanggal : _/_/___ NTPN:.
Dan..
H. PPN lebih bayar pada _ diminta untuk 1.3 _X_ dikompensasikan ke Masa Pajak Berikutnya.
Nah.. Setelah pembetulan, barulah bagian huruf H bisa kita contreng. Jadi, nantinya, kelebihan setoran bisa kita kompensasikan di PPN Masa bulan Maret 2018.
Selanjutnya buat CSV, print Format-nya, tanda Tangan, cap dan kirim ke KPP Pratama.
Ingat! Laporan Pembetulan harus dikirim ke KPP, gak bisa pake e-filling!
**Bagian huruf G, PPN Kurang bayr dilunasi tanggal …, kita emang gak bisa isi lagi..
Sempat Error!
Oya, gw sempat mendapatkan error pas mau bikin Laporan Pembetulan. Errornya: “Nomor NTPN sudah digunakan”.
Gw harus ke KPP buat nanyain masalah ini, dan ketemu bagian IT-nya bahkan. Tapi ternyata solusinya sederhana aja. Klik Yes. Coba lagi, klik No. Coba lagi klik Yes. Eh ternyata bisa hahaha.. Bahkan orang IT-nya pun gak tau kenapanya hahaha..
Well, yang penting kini jadi lega.. Duit gak menghilang..
So.. Semoga bermanfaat buat yang mengalami masalah yang sama.. See yaa..
Terimakasih infonya mas, berguna sekali, saya juga masih bingung ini, PPN disetor dimuka dalam masa pajak yang sama itu gunanya untuk apa, tapi ada pencerahan sedikit, walaupun harus diulang2 bacanya biar ngerti, salam
Terima kasih informasinya Mas.. sangat membantu. Saya berhasil melakukan pembetulan jd bisa dikompensasikan.
Mau tanya, sebelum dilakukan pembetulan, perlu dokumen PBK (Pemindah Bukuan) tidak? atau langsung SPT Pembetulan saja? Trims ^^
Waktu itu saya cuma pembetulan SPT saja.
Tidak harus melakaukan Pembetulan PPN masa bisa kok di Contreng (dikompensasi) ke masa Pajak berikutnya.
TERIMA KASIH ATAS SHARING PENGALAMAN DAN ILMUNYA , BERMANFAAT.