Halo semua.. Gak kerasa udah lama juga gw gak nulis di sini. Nah, mumpung gw ada bahan tulisan yang bagus, gak ada salahnya gw share di sini.
Ya, sesuai judulnya, kali ini gw akan share pengalaman gw belanja di alibaba.com menggunakan Jasa Pengiriman DHL. Hmm, sebenernya sih bukan “gw”, lebih tepatnya perusahaan gw, CV MERZ Engineering. Ini adalah perusahaan yang bergerak di bidang Mechanical, Electrical dan Automation. CV MERZ Engineering bisa mengerjakan Design dan Engineering, Instalasi, Commissioning dan suplai material. Loh, kok jadi ngelantur.. Lebih jelasnya kalian klik aja https://merz.co.id, iklan dikit gak apa apa kan? hehe..
Oke, kita kembali ke topik ya..
CATATAN:
Ini bukan kisah sukses ya.. Gw baru nyobain pertama kali, dan dari sini ada banyak hal yang akhirnya gw pelajari..
Latar belakang ceritanya adalah, perusahaan gw (CV MERZ Engineering) dapat order untuk suplai material ke customer. Kebetulan, merk yang harus disuplai adalah produk China. Awalnya kita sudah dapat info barangnya dari distributor lokal, tapi pas dapat order, eh ternyata barang sudah out of stock.. Hadeeh..
Terpaksa deh belanja langsung dari negara api, eh negeri China..
Cara yang paling gampang adalah, lewat alibaba.com. Cukup buka aplikasi, search materialnya, eh langsung dapat kontak produsen produk tersebut. Lalu apa yang harus dilakukan?
Pilih produknya kemudian masukin ke keranjang. Tapi, tahan dulu. Chat/kontak salesnya via email dulu buat negosiasi. Yah, barangkali dapat diskon. Berhubung material yang gw beli gak terlalu banyak (10 unit) doang, ya gak ngaruh juga. Waktu itu, team gw minta quotation resmi dari salesnya atas nama perusahaan. Respon mereka lumayan cepat dan by default, mereka kerja sama dengan DHL untuk pengirimannya. Kita sempet minta alternatif lainnya, tapi yang tersedia adalah EMS (punya Pos Indonesia). Waktu kita minta Fedex, mereka bilang gak kerja sama, tapi mereka bisa bantu, namun tidak bisa memberikan jaminan masalah waktu.
Nah, karena gw buru-buru (ini masalah pertama), kita langsung oke-in pilih DHL. Well, kalo pake EMS, gw pribadi punya pengalaman kurang bagus terkait waktu kirim, so gw cobain DHL. Waktu itu, mereka bilang waktu pengiriman 2 pekan, tapi kita minta 1 pekan dan mereka setuju (nah di sini ada yang gw kurang perhitungan).
Setelah Material dan harga sudah deal, mereka akan kirim invoice. Transaksi bisa menggunakan transfer bank (mereka menggunakan Bank China). Mereka juga menawarkan pembayaran menggunakan kartu kredit tapi pembayarannya harus melalui alibaba.com.
Tentu saja gw pilih melalui alibaba.com karena ini pilihan yang lebih aman. Tapi keamanan tentu ada harganya! Menggunakan alibaba.com gateway, akan kena charge service yang lumayan, kurang lebih 36 US dollar. Jadi pengeluaran so far: Harga barang + Ongkir + Service Charge.
Ketika barang sudah dibayar, tak butuh waktu lama, barang langsung dikirim. Gw mendapatkan bukti pengiriman dari DHL yang bisa di trace secara online di website DHL. So, gw yakin transaksi gw memang aman.
Ternyata memang benar, barang sampe Indonesia cuma 5 hari! Tapi..
Tapi itu baru sampe Bea Cukai. Dan dari titik inilah semua jadi susah diprediksikan. Dan ini juga luput dari perhitungan gw. Semua makin gak jelas karena ini pas momen lebaran hehe.. Lengkap sudah..
Di Bea Cukai, barang dibuka, dicek, dicari harganya, ditentukan Bea Masuk, PPN dan PPh-nya.. 15 hari kemudian, barulah DHL mengirimkan invoice ke CV MERZ Engineering untuk dibayar agar barang bisa dikirim ke alamat. (Mungkin normalnya tidak sampai 15 hari, karena kebetulan pas banget dengan momen libur lebaran).
Nah, tentu pertanyaannya, apa aja yang harus dibayar ke Bea Cukai dan bagaimana cara bayarnya?
Oke, yang harus diingat, gw sebagai pembeli, sebenernya gak tau detailnya jg gak masalah, karena DHL yang akan urus semua. Tapi siapa sih yang gak penasaran dengan tagihan di depan mata? Ini apa, untuk apa, aturannya bagaimana?
Jadi.. Ternyata setelah gw telusuri kesana kemari, ketika barang pesanan gw masuk Bea Cukai, pihak Bea Cukai akan membuka packing barang dan menentukan Nilai Pabean, Bea Masuk, PPN dan PPh. Kemudian, biaya ini akan ditagihkan ke DHL (Jasa Pengiriman) dan DHL akan menalangi pembayaran terlebih dahulu.
Apa itu Nilai Pabean, Bea Masuk, PPN dan PPh?
Nah, ini pun gw cari info sana sini dan dapat penjelasan valid dari website Bea Cukai sebagai berikut..
Impor Barang Kiriman melalui e-commerce (jual beli online) telah diatur di Peraturan Menteri Keuangan Nomor 128/PMK.04/2016. Kemudian diubah di Peraturan Menteri Keuangan Nomor 112/PMK.04/2018.
Dulu, jika barang yang kita beli dari Luar Negeri melalui e-commerce nilainya 100 US Dollar atau lebih kecil kita tidak perlu membayar Bea Masuk. Tapi dengan perubahan peraturan 2018, sekarang nilainya diturunkan menjadi 75 US Dollar.
Pada kasus gw, karena nilainya 1000 US Dolar, jadi ya gak ngaruh wkwk..
Selanjutnya..
Ketika Barang masuk di Bea Cukai, maka pihak Bea Cukai akan mencari nilai CIF (Cost/FOB, Insurance dan Freight). Kalo istilah kitanya, dicari harga barang dengan term FOB-nya + Nilai asuransinya (jika tak ada maka dianggap 0.5% dari harga barang) + nilai biaya pengirimannya.
Dari mana cara Bea Cukai mencari tahu ini? Entahlah hahaha.. Ya, gw juga gak tau karena pada kasus gw, nilainya jadi membengkak dari harga di invoice gw.
Selanjutnya, nilai CIF yang masih dalam bentuk dollar tadi harus dikonversi ke dalam Rupiah dengan cara mengalikannya dengan NDPBM (Nilai Dasar Perhitungan Bea Masuk). Gampangnya, ini adalah Kurs yang ditentukan oleh pihak Bea Cukai. Kurs ini transparan kok, ada di websitenya.
Nilai CIF yang sudah menjadi rupiah inilah yang disebut dengan Nilai Pabean.
Selanjutnya dihitung Bea Masuk-nya.
Karena pada kasus gw Nilai Pabeannya di atas 1000 US Dollar, jadi gak dapat pembebasan Bea Masuk. Dan tarif Bea Masuknya sesuai Peraturan Menteri Keuangan di atas saat ini adalah 7.5% dari Nilai Pabean.
Apakah sudah selesai? Eits, belum.. Nilai Pabean + Bea Masuk kemudian disebut Nilai Impor.
Selanjutnya dihitung PPN-nya.
Ingat, setiap kita belanja apapun, kita akan selalu dikenakan PPN 10%. Bahkan meski beli permen di Indomaret atau Alfamart sekalipun kita kena PPN 10%. So, wajar kalo kita beli dari Luar Negeri juga kena PPN 10%.
Setelah PPN, selanjutnya adalah menghitung PPh Pasal 22. Nah, apa pula ini?
Penjelasannya begini..
PPh (Pajak Penghasilan) itu pasti dikenakan oleh semua orang yang memiliki penghasilan. Siapapun, termasuk perusahaan.
Idealnya, PPh ini dibayarkan ke Kantor Pajak setelah seseorang atau Perusahaan menerima penghasilannya. Jadi, setelah seseorang dapat penghasilan, maka selanjutnya orang itu wajib menyetorkannya ke Kantor Pajak. Tapi ternyata, orang sering lupa atau pura-pura lupa untuk menyetorkannya ke Kantor Pajak hehe..
Pemerintah gak hilang akal terkait kebiasaan lupa setor PPh ini. Karena itu, sebelum seseorang menerima penghasilan, maka pemerintah akan meminta pihak pemberi upah untuk memotong gaji sesuai besaran PPh-nya. Dan selanjutnya pihak pemberi upah lah yang menyetor ke Kantor Pajak. Dengan begini setidaknya tinggal sedikit jumlah orang yang harus diawasi oleh Kantor Pajak kan?
Gak cuma itu, lebih dahsyat lagi, Pemerintah bukan lagi memotong, tapi memungut PPh bahkan sebelum sesorang pasti mendapat penghasilan! Berikut ilustrasi sederhana-nya..
Misalkan si A adalah pedagang tahu goreng. Si A harus belanja Tahu sebagai bahannya. Si A beli tahu dari si B. Kemudian si B akan menyebutkan harga tahu adalah 100. Nah, selain harga Tahu, si B juga harus memungut PPh 22 misalkan 20%. Jadi yang harus dibayar oleh si A adalah 100 + 20.
Kenapa si A harus bayar PPh 22? Karena dianggap, suatu saat nanti si A pasti akan mendapatkan penghasilan dari jualan Tahu Goreng! Aneh ya? Wkwkwk..
Oke, kita balik lagi ke topik ya..
Setelah menghitung PPN, selanjutnya adalah menghitung PPh Pasal 22. Besaran tarifnya ada 2:
- Kalo pembeli punya NPWP maka 10% dari Nilai Impor.
- Kalo pembeli tidak punya NPWP maka 20% dari Nilai Impor.
Nah di sini, kita harus jauh hari mencantumkan atau menginformasikan NPWP kita ke Jasa Pengiriman. Karena di kasus gw, karena gw lupa ngasih NPWP, gw kena 20% dan DHL gak pernah minta NPWP ke gw!
Jadi, total yang harus dikeluarkan ketika Belanja Online dari Luar Negeri adalah:
- Harga Barang + Biaya Pengiriman + Asuransi (kalo ada)
- Service Charge (kalo bayar pake alibaba.com gateway)
- Bea Masuk 7.5%
- PPN 10%
- PPh 22 10% atau 20%
Pengeluaran dari nomor 3 sampe 5 di atas, akan ditalangi oleh Jasa Pengiriman. Baru kemudian pihak Jasa Pengiriman (DHL) akan mengirimkan Invoice ke kita. Dan..
Isi tagihannya gak cuma semua pengeluaran di atas. Tapi juga biaya jasa pengurusan clearance di Bea Cukai + PPN jasa tersebut! wkwk..
Jadi, pengeluarannya menjadi:
- Harga Barang + Biaya Pengiriman + Asuransi (kalo ada)
- Service Charge (kalo bayar pake alibaba.com gateway)
- Bea Masuk 7.5%
- PPN 10%
- PPh 22 10% atau 20%
- Biaya Jasa Clearance oleh Jasa Pengiriman + PPN
Pelajaran yang bisa gw petik:
- Cari cara agar pihak Bea Cukai gak semena-mena menentukan CIF seenak udelnya. Bisa dengan mencantumkan nilai Invoice di dalam paket (yang gw jg belum tau efektif atau enggak). Atau mungkin ada cara lain..
- Cari Jasa Pengiriman yang memungkinkan kita bisa Complain terkait nilai Bea Masuk jika dirasa tidak masuk akal. Di kasus gw, DHL maen hantam kromo. Tiba-tiba kirim Invoice aja.
- Jangan lupa informasikan NPWP jauh-jauh hari supaya PPh 22 nya dipungut 10% saja.
Nah.. Teman-teman semua.. Sebelum tergiur belanja online dari Luar Negeri dengan harga diskon, coba hitung-hitung dulu semua pengeluaran di atas. Jangan-jangan beli di lokal malah jauh lebih murah untuk barang yang sama persis-sis..
Oke, gitu aja ya.. Semoga bermanfaat..
Terima kasih sharingnya. Sy mau coba belanja di alibaba juga
tetep enak pake forwarder ya.. tinggal bayar ongkir.. gk pusing mikirin custom clearing nya.. barang nyampe rumah..
agan biasanya make forwarder nya apa nih?