Saat ngelihat untuk pertama kalinya novel “Laskar Pelangi” muncul di etalase Gramedia, gw gak bisa me-nenteng-nya ke kasir. Karena hari itu, gw cuma sekedar menepati janji gw pada diri gw sendiri untuk rutin mengunjungi “perpustakan” komersil ini. Lebih tepatnya, gw gak punya “budget” buat beli buku..!
Dan sampai akhirnya, banyak bermunculan komentar-komentar tentang kehebatan novel itu. Puji dan sanjung terus mengalir bak air Bah. Mulai dari kata menakjubkan, menyentuh bahkan sampai kata “indonesia’s most powerful book” pun menjadi panggilan novel ini..
Siapa yang bisa menahan rasa penasaran jika semua orang merekomendasikan..? Maka bukan hal yang aneh jika akhirnya novel ini jadi “best seller” di indonesia..
Sayangnya, meski gw udah punya “budget” buat beli buku, gw paling ga suka cara marketing model ini.. Penuh kata-kata fantastis dan bombastis bahkan hiperbolis..! Karena ketika gw beli sesuatu, semua itu harus karena keinginan gw.. Apapun yang akhirnya gw dapat, itu adalah resiko gw.. Gw gak pengen jadi tumbal para opportunis pemasaran yang sok tau itu..!
Hingga “Islamic Book Fair” diadakan, dan begitu banyak diskon untuk buku-buku yang hebat (ini emang surga para kutu buku..!) berserakan, gw langsung beli tak cuma 1, tapi 3 sekuelnya gw borong..(siapa yang bisa tahan dengan diskon???).
Ketika pertama kali membuka buku (novel terutama), gw akan memberikan nilai 10 sebagai awal.. Dan akan gw kurangi untuk setiap hal yang menurut gw tidak sesuai harapan gw… Hal yang sama berlaku untuk “Laskar Pelangi” ini..
Saat memulai Bab pertama, gw langsung memberi nilai minus 3 (-3) untuk novel ini..!
Kisah ini berawal di Belitong, yang merupakan tempat kelahiran sang penulis. Gw menilainya sebagai sebuah kekurangan fatal untuk menjadi penulis hebat. Penulis model ini terlalu dekat dengan egoisme dan caufinisme. Kekurangan imajinasi dan lemah wawasan.. Yah, tanpa ragu gw kurangi 3 hingga nilai tersisa adalah 7..!
Terus menulusuri halaman demi halaman, sekali lagi tanpa ragu, gw beri -1 untuk novel ini.
Entah kenapa, tokoh “Aku” yang sedang bercerita dalam novel ini atau yang lebih dikenal sebagai si “Ikal”, seakan sebuah re-presentasi dari sang penulis sendiri.. Dan menurut gw, itu seperti sebuah proklamasi narsiscus. Nilai tersisa adalah 6..
Saat kembali menelusuri seluruh karakter utama laskar pelangi, gw jadi menikmati novel ini. Tapi itu gak akan membuat gw berbaik hati menambah nilai.
Sepuluh laskar pelangi memang seperti pelangi. Masing-masing seperti warna pelangi itu sendiri. Begitu indah dan begitu unik. Sayangnya, mereka terlalu hitam putih satu sama lain. Beruntung sang penulis menambahi latar belakang yang deskriptif pada masing-masing tokoh yang akhirnya mampu memberikan keunikan yang realistis.
Dan gw jatuh hati pada tokoh “Lintang”..
Gw merasakan gairah yang sama. Gw juga merasakan emosi yang sama. Gw berusaha menjadi Lintang. Yang sesungguhnya, gw sungguh jauh berbeda dari tokoh ini.. Gw tanpa ragu dan malu merupakan pengagum Lintang seperti Kagum-nya A Kiong pada Sang Maestro Mahar. Dan mungkin seperti kagumnya Flo pada keberanian dan tantangan..
Setiap penggal cerita pada Lintang, gw gak pengen terlewat mesti satu huruf. Gw tambah satu poin karena menghadirkan Lintang. Kini, nilai menjadi 7.
Saat gw membaca petualangan indah, sedih, senang, duka, gembira pada tiap lembar novel ini, gw terpesona akan tiap detail deskripsi tentang Kampung yang hampir terasing ini. Mungkin sedikit hiperbolis, tapi tak mengapa untuk membantu gw (pembaca) merasuk ke dalam cerita.
Kehidupan kampung, keindahan hutan, sungai bahkan dongeng-dongeng yang ada seperti gambar visual layaknya televisi.
Tapi, gw makin curiga saat gw semakin teliti tentang tokoh yang paling jarang dibahas..! Ya, si Ikal..!
Dia lebih misterius dari pemikiran Mahar, bahkan lebih misterius dari apa yang difikirkan Harun. Siapa dia..?
Dan gw menangkap kesan, si Ikal adalah anak yang terlalu baik. Dia terlalu baik-baik saja. Mungkin dia tidak sehebat Lintang dan Mahar. Tapi dia tidak seperih perjuangan Lintang dan se-badung Mahar. Mungkin dia tidak setampan Trapani, tapi dia tidak semanja Trapani. Dia juga tidak sekuat Samson, tapi juga tidak seberandal Samson. Dia bahkan tidak seunik Syahdan atau Kucai.. Siapa dia..?
Malaikat..?
Gw kurangi 1 untuk laskar pelangi..! Biarlah tersisa 6.
Setiap lembar gw lahap. Terkadang gw tertawa, kadang jidat gw mengkerut. Hingga gw temui Bab 30, “Elvis has left the Buliding”. Gw marah, gw menangis..
Andrea Hirata…!!!! Tega banget lw…!!! Gw marah.. Gw marah entah pada siapa. Gw gak terima pada apa yang gw baca..
Kemarahan gw seakan memuncak saat si Ikal menemukan sang Idola gw, terpuruk. Sekali lagi gw menangis..
Andrea Hirata..!!! Kenapa lw bikin dia yang gw kagumi harus terperosok pada celah paling dalam..? Kenapa semua diam saat sang kejora itu akan meredup.. Dia adalah Lintang, seperti namanya, dia adalah Bintang.. Bintang yang ditinggalkan.. Kenapa Ibu Mus membiarkan dia yang mengharumkan nama Sekolah tercinta harus merana..? Mengapa Pak Harfan, hanya diam..? Gw PROTES…!
Ingin rasanya gw cabut angka 6 tersisa dari nilai Laskar Pelangi hingga tertinggal 0 BESAR..
Namun akhirnya gw sadar, ini adalah sebuah Novel, ini adalah sebuah cerita. Entah nyata entah hayali..
Dan alih-alih gw cabut angka 6 tersisa, gw malah memberinya angka 2 tambahan..
Yah, novel ini layak mendapat angka 8…!
(Buat Lintang, siapapun yang pernah mengenal elo dan membiarkan elo jatuh, orang itu telah membuat kesalahan paling fatal dalam hidupnya…)
🙂
Saat ngelihat untuk pertama kalinya novel “Laskar Pelangi” muncul di etalase Gramedia, gw gak bisa me-nenteng-nya ke kasir. Karena hari itu, gw cuma sekedar menepati janji gw pada diri gw sendiri untuk rutin mengunjungi “perpustakan” komersil ini. Lebih tepatnya, gw gak punya “budget” buat beli buku..!
Dan sampai akhirnya, banyak bermunculan komentar-komentar tentang kehebatan novel itu. Puji dan sanjung terus mengalir bak air Bah. Mulai dari kata menakjubkan, menyentuh bahkan sampai kata “indonesia’s most powerful book” pun menjadi panggilan novel ini..
Siapa yang bisa menahan rasa penasaran jika semua orang merekomendasikan..? Maka bukan hal yang aneh jika akhirnya novel ini jadi “best seller” di indonesia..
Sayangnya, meski gw udah punya “budget” buat beli buku, gw paling ga suka cara marketing model ini.. Penuh kata-kata fantastis dan bombastis bahkan hiperbolis..! Karena ketika gw beli sesuatu, semua itu harus karena keinginan gw.. Apapun yang akhirnya gw dapat, itu adalah resiko gw.. Gw gak pengen jadi tumbal para opportunis pemasaran yang sok tau itu..!
Hingga “Islamic Book Fair” diadakan, dan begitu banyak diskon untuk buku-buku yang hebat (ini emang surga para kutu buku..!) berserakan, gw langsung beli tak cuma 1, tapi 3 sekuelnya gw borong..(siapa yang bisa tahan dengan diskon???).
Ketika pertama kali membuka buku (novel terutama), gw akan memberikan nilai 10 sebagai awal.. Dan akan gw kurangi untuk setiap hal yang menurut gw tidak sesuai harapan gw… Hal yang sama berlaku untuk “Laskar Pelangi” ini..
Saat memulai Bab pertama, gw langsung memberi nilai minus 3 (-3) untuk novel ini..!
Kisah ini berawal di Belitong, yang merupakan tempat kelahiran sang penulis. Gw menilainya sebagai sebuah kekurangan fatal untuk menjadi penulis hebat. Penulis model ini terlalu dekat dengan egoisme dan caufinisme. Kekurangan imajinasi dan lemah wawasan.. Yah, tanpa ragu gw kurangi 3 hingga nilai tersisa adalah 7..!
Terus menulusuri halaman demi halaman, sekali lagi tanpa ragu, gw beri -1 untuk novel ini.
Entah kenapa, tokoh “Aku” yang sedang bercerita dalam novel ini atau yang lebih dikenal sebagai si “Ikal”, seakan sebuah re-presentasi dari sang penulis sendiri.. Dan menurut gw, itu seperti sebuah proklamasi narsiscus. Nilai tersisa adalah 6..
Saat kembali menelusuri seluruh karakter utama laskar pelangi, gw jadi menikmati novel ini. Tapi itu gak akan membuat gw berbaik hati menambah nilai.
Sepuluh laskar pelangi memang seperti pelangi. Masing-masing seperti warna pelangi itu sendiri. Begitu indah dan begitu unik. Sayangnya, mereka terlalu hitam putih satu sama lain. Beruntung sang penulis menambahi latar belakang yang deskriptif pada masing-masing tokoh yang akhirnya mampu memberikan keunikan yang realistis.
Dan gw jatuh hati pada tokoh “Lintang”..
Gw merasakan gairah yang sama. Gw juga merasakan emosi yang sama. Gw berusaha menjadi Lintang. Yang sesungguhnya, gw sungguh jauh berbeda dari tokoh ini.. Gw tanpa ragu dan malu merupakan pengagum Lintang seperti Kagum-nya A Kiong pada Sang Maestro Mahar. Dan mungkin seperti kagumnya Flo pada keberanian dan tantangan..
Setiap penggal cerita pada Lintang, gw gak pengen terlewat mesti satu huruf. Gw tambah satu poin karena menghadirkan Lintang. Kini, nilai menjadi 7.
Saat gw membaca petualangan indah, sedih, senang, duka, gembira pada tiap lembar novel ini, gw terpesona akan tiap detail deskripsi tentang Kampung yang hampir terasing ini. Mungkin sedikit hiperbolis, tapi tak mengapa untuk membantu gw (pembaca) merasuk ke dalam cerita.
Kehidupan kampung, keindahan hutan, sungai bahkan dongeng-dongeng yang ada seperti gambar visual layaknya televisi.
Tapi, gw makin curiga saat gw semakin teliti tentang tokoh yang paling jarang dibahas..! Ya, si Ikal..!
Dia lebih misterius dari pemikiran Mahar, bahkan lebih misterius dari apa yang difikirkan Harun. Siapa dia..?
Dan gw menangkap kesan, si Ikal adalah anak yang terlalu baik. Dia terlalu baik-baik saja. Mungkin dia tidak sehebat Lintang dan Mahar. Tapi dia tidak seperih perjuangan Lintang dan se-badung Mahar. Mungkin dia tidak setampan Trapani, tapi dia tidak semanja Trapani. Dia juga tidak sekuat Samson, tapi juga tidak seberandal Samson. Dia bahkan tidak seunik Syahdan atau Kucai.. Siapa dia..?
Malaikat..?
Gw kurangi 1 untuk laskar pelangi..! Biarlah tersisa 6.
Setiap lembar gw lahap. Terkadang gw tertawa, kadang jidat gw mengkerut. Hingga gw temui Bab 30, “Elvis has left the Buliding”. Gw marah, gw menangis..
Andrea Hirata…!!!! Tega banget lw…!!! Gw marah.. Gw marah entah pada siapa. Gw gak terima pada apa yang gw baca..
Kemarahan gw seakan memuncak saat si Ikal menemukan sang Idola gw, terpuruk. Sekali lagi gw menangis..
Andrea Hirata..!!! Kenapa lw bikin dia yang gw kagumi harus terperosok pada celah paling dalam..? Kenapa semua diam saat sang kejora itu akan meredup.. Dia adalah Lintang, seperti namanya, dia adalah Bintang.. Bintang yang ditinggalkan.. Kenapa Ibu Mus membiarkan dia yang mengharumkan nama Sekolah tercinta harus merana..? Mengapa Pak Harfan, hanya diam..? Gw PROTES…!
Ingin rasanya gw cabut angka 6 tersisa dari nilai Laskar Pelangi hingga tertinggal 0 BESAR..
Namun akhirnya gw sadar, ini adalah sebuah Novel, ini adalah sebuah cerita. Entah nyata entah hayali..
Dan alih-alih gw cabut angka 6 tersisa, gw malah memberinya angka 2 tambahan..
Yah, novel ini layak mendapat angka 8…!
(Buat Lintang, siapapun yang pernah mengenal elo dan membiarkan elo jatuh, orang itu telah membuat kesalahan paling fatal dalam hidupnya…)
aq juga selalu mengidolakan lintang dan aku selalu menangis setiap kali igt kisah lintang…aku ign sekali ktm sama lintang…aq pgn mencurahkan segala perasaan q …aq hrs ktm..itu saja tujuan q…aku syg lintang seperti aq syg pd ibuku…aq akan menemui dia kapanpun itu…
Semoga keinginannya tercapai ya..
Jangan lupa, titip salam buat Lintang..
klo punya e-book-nya… boleh kirim lewat e-mail… ke vetece1221 aja toh moderatornya orang baik ini… kali aja nanti banyak yg tertarik n berkomentar…
Ga salah lagi…Kritikan lo ga lebih dari Keobsesian lo ma Novel ini. Kebencian yang menutup nutupi adanya Kecintaan.
🙂
kadang aku mikir apakah lintang itu bener ada..klo ada kenapa tragis bener kisahnya.
dan aku setuju kenapa semua org diam dengan nasib lintang.
Iya, aq setuju juga. Kenapa ibu mus n laskar pelangi membiarkan tokoh lintang ini menjalani sendiri kegetirannya. Tp aq jg percaya takdir, kalo memang tokoh lintang itu ada aq hanya bisa menangisi keadaannya. Dan aq berharap tidak ada ‘lintang lintang lainnya’ menjalani hidup spt itu.
Amiiiin… 🙂
BTW, kenalin gw Indi. Baru aja gw selesai baca buku ini. Gw bela2in minta adek gw kirim 3 buku rangkaian Laskar Pelangi ke negeri rantau ini. Dan saat bacanya gw nggak mau diganggu apapun, makanya baru selesai karena gw sendiri sibuk, jarang punya waktu buat baca buku. Tapi demi Laskar Pelangi gw bela2in deh.
Tokoh Lintang juga tokoh favorit gw. Tiap kali gw baca tentang Lintang dan Ikal gw inget bokap gw dan gw sendiri. Bokap gw berotak brilyan (terutama soal matematika, fisika dan kimia) tapi bernasib malang karena sekolahnya putus di bangku Sekolah Teknik (setingkat SMP waktu itu) karena sebagai anak lelaki tertua beradik banyak, bokap gw harus kerja buat keluarganya. Gw terlahir tidak dengan otak sebrilyan bokap gw, tapi gw punya kesempatan yang tidak dipunya bokap gw, dan gw punya tekad seperti Ikal, sekolah setinggi mungkin, dapet beasiswa universitas terbaik luar negeri, sebagai balas dendam gw atas nasib bokap gw. Tiap kali baca tentang Lintang gw nangis sesunggukan, padahal gw dijuluki perempuan besi oleh orang2 di sekitar gw saking gw paling nggak bisa nangis.
Banyak Lintang di sekitar kita, terkadang kita nggak bisa nyalahin siapa2 karena nasib orang memang susah diduga.
BTW, gw bingung dengan review elo yg ngasih nilai minus soal setting yg di Belitung dan kemiripan tokoh Ikal dengan Andrea Hirata, seolah elo menafikan kenyataan bahwa novel ini adalah kisah nyata. Lah bukannya novel ini memang kisah nyata? Bahkan setau gw ini buku memang memoir yg dipersembahkan untuk Bu Mus.
Tokoh2 dalam ceritanya pernah diwawancara di Kick Andy. Termasuk Bu Mus, Kucai, Samson, Syahdan, A Kiong, Harun, dan Mahar. Sayangnya tokoh Lintang tidak diwawancara, bikin kita penasaran. Atau jangan2 elo nggak pernah nonton episode Kick Andy yg Laskar Pelangi ini. Available tuh di youtube.
Kick Andy, sudah lihat.. 🙂
Indi benar kok, gak ada salahnya menulis memoar tentang diri kita.. Apalagi bila memberi manfaat untuk orang lain.. 🙂
mungkin karena oada saat itu tidak ada yang menbantu dia… jangn di lupakan setting dari cerita dan setau saya tokoh LINTANG itu memang bener bener ada…
ada yang berminat mencari beliau?
bener gw juga penasaran, itu lintang tokoh hayalan ato nyata sih?…kok kayaknya jenius banget…tapi masak ada orang seperti itu….bagi lagi dong infonya….
Namun akhirnya gw sadar, ini adalah sebuah Novel, ini adalah sebuah cerita. Entah nyata entah hayali..
Dan alih-alih gw cabut angka 6 tersisa, gw malah memberinya angka 2 tambahan..
Yah, novel ini layak mendapat angka 8…!
Bung, ini adalah kisah nyata, bukan hanya sebuah novel atau cerita!
Well.. mungkin lebih tepatnya..
Novel based on true story..
Bila ini adalah murni kisah nyata, maka buku ini harus masuk dalam klasifikasi Biografi, Otobiografi atau dokumenter.. Bukan Novel..
Toh, Andrea sendiri yang menyatakan ini novel..
Sedangkan Novel itu masuk dalam kategori, Fiksi..
Apapun itu, buku ini memberi manfaat buat kita kan..
Dimana Lintang sekarnag … penasaran nih …
Tokoh nyg lain ada track nya sampai sekarang ..bahkan muncul di kick andy … nah ..Lintang ini dimana ?
Apakah sengaja disembunyikan utk sequel berikutnya ?
Atau karena kehidupannya ‘jauh berbeda’ dari 9 yg lainnya ?
Ada yg punya Info ?
Gw suka banget ma novel laskar pelangi, dan sedih banget melihat kisah hidup lintang, rasanya pengen deh ketemu ma anggota2 laskar pelangi yang aslinya, apalagi Andrea Hirata, banyak banget yg pengen gw tanyain ke dy..
I Love laskar pelangi, so much..
sya…lho kq lebih2 sich…???
eh…gosip ttg ANdrea benar g’ ya??
10 laskar…..
i luv u all……
Saya juga ingin tahu seperti apa sebenarnya tokoh “Lintang’ tsb.Saya pernah menonton salah satu tv swasta (kalau tidak salah tv one),yang mencari ke belitung,siapa sebenarnya yang dimaksud Lintang tsb.Namun ternyata tidak dapat diketemukan.Sampai Ibu Muslimah sendiri diwawancara,dan beliau mengatakan bahwa beliau sendiri tidak tahu siapa sebenarnya yang dimaksud Lintang tsb.Pd hal,dalam Kick Andy,Andrea Hirata menyatakan bahwa dia duduk sebangku dgn Lintang selama 9 tahun…
jadi menurut Andrea Hirata,tokoh tsb adalah benar2 ada..
So..saya ingin sekali bertemu,siapa sebenarnya Lintang tsb??
lintang..lintang..lintang….tokoh yang abu2…kadang kita yakini dia nyata…tapi jangan2 memang dia tidak nyata, atau dia adalah refleksi sisi lain andrea sendri sepaerti yang dikatakan kucai salah satu tokoh laskar pelang??….
kapan yah dia muncul dan menjawab semua misteri rasa penasaran pengagumnya???…..
saya penggemar laskar pelangi, baik novel maupun filmnya
selalu memberikan motivasi yang menggebu-gebu
hemh,,,
sebenernya aku mo langsung tanya ma andrea hirata,ntu lintang beneran dibiarin gitu aj t??
Q salut ma lintang,dia memotivator aku yg udah gak karu-karuan…
q nangis berhari-hari setelah baca n lyat film ney, tapi aku mulai berpikir seperti lintang,,,yg sebenernya juga pengin nangis tapi gak sempet cause ada banyak hal yang bisa dilakukan selain nangis…
hemh,,,
Ya,Laskar Pelangi memang hebat!Bung,kLo mau kasih komentar ngaca dulu.Anda siapa??Apakah Anda bisa membuat novel sebagus tu?
Sudah ngaca Mas..
Tapi sudah lazim dimanapun, komentator bola itu gak sehebat Messi kalo disuruh main bola..
🙂
tahu ni…
sok..sok.. ngasih nilai 8…!
mang kamu gurunya sipenulis buku apa???
q gg nyangka,, trnyata banyak yg ngrasain hal yg sama kayak aq,, ternyata aq trlambat…
q dlu malez baca novel tebel2,, mpe akhrny q gg pnya krjaan di libur yg amat sgd panjang ini,, …jd, q baca tu novel n… q bnr2 ngrasain syg n pnsrn ma tokoh misterius itu…
sampai2 anakku pun kunamai lintang…
Wah-wah.. 🙂
kenapa ada kontoversi tentang lintang???
ada buku yang lebih lebih lebih bagus dari laskar pelangi..
baca aja
TOTO-CHAN GADIS KECIL DI TEPI JENDELA
bagus banget dan beneran kisah nyata
Lintang… oh Lintang….
We love you, where are you….???
aku setuju ..
bener banget bos, tokoh lintang disini emang cocok banget jadi idola…dan kenapa juga tokoh yang lain diem aja ketika dia terperosok ?
Anyway buku ini memberi banget sisi positif buat gw, pendidikan bukan hanya untuk orang yg berduit, tapi untuk semua orang…
lintang…….q nge fans bgt 5 u…lintang seorang anak yang
tak prnah lntur smangatnya……..smangat’x pun ia tularkan pda
ank’x…….wlaupun ksah hdup’x pahit……nmun lintang tak
prnah ptuz asa…wlaupun beban yg d tanggung’x berat tpi lintang tak prnah mngeluh pda keadaan’x…..q ska bnget 5 u lintang…….
LASKAR PELANGI akn slalu da d hti’q…dan mnjdi inspirasi bgi q
dlam mnghdpi dan mnjalani kras’x hdu ini………
andai Allah memberi aku satu permintaan, aku ingin minta biar aku bisa ketemu sama laskar pelangi….. terutama Lintang dan Mahar…… aku juga ingin bisa bikin novel kaya Kak Andrea Hirata… 😀
Ping balik: Kata Kata BBM Gak Di Read - Gambar DP BBM
Ngga bermaksud ngubah pendapat, karena suka dan ngga suka terhadap sebuah cerita itu hak orang masing-masing. Aku cuma punya pendapat kalau nganggep auto-biografi sebagai narsistik itu agak aneh? Ini berdasarkan kisah nyata di kehidupan si pengarang, dan aku ngga ragu dia lebay-lebaykan dengan cara menulisnya… tapi tetep aja ini auto-biografi
Terus, hey! Tau tentang fanfic? Aku juga sering kecewa pas karakter kesukaanku tidak bahagia di media sumber-nya, jadi aku nulis fanfic untuk mengatasi rasa kecewa lmao. Kayak curhat ke diari tapi diari-nya adalah fanfic.
Ngga bermaksud ngubah pendapat, karena suka dan ngga suka terhadap sebuah cerita itu hak orang masing-masing. Aku cuma punya pendapat kalau nganggep auto-biografi sebagai narsistik itu agak aneh? Ini berdasarkan kisah nyata di kehidupan si pengarang, dan aku ngga ragu dia lebay-lebaykan dengan cara menulisnya… tapi tetep aja ini auto-biografi
Terus, hey! Tau tentang fanfic? Aku juga sering kecewa pas karakter kesukaanku tidak bahagia di media sumber-nya, jadi aku nulis fanfic untuk mengatasi rasa kecewa lmao. Kayak curhat ke diari tapi diari-nya adalah fanfic.